Medan, 05-11-2024 Beberapa tahun belakangan ini beberapa ilmuan atau tokoh peduli pendidikan membuat tulisan di media sosial tentang krisis pendidikan di Indonesia, dan akhir akhir ini malah memunculkan berbagai berita tentang ketidak harmonisan antara Guru, Siswa dan orang tua hingga kasus saling
melapor ke aparat penegak hukum.
Sisi lain sejumlah lembaga survei yang membidangi pendidikan mengklaim bahwa sistem pendidikan di Indonesia ditingkat Negara Asean masuk rengking 4 ( empat ) setelah Singapura, Malaisia dan Thailand serta masuk di peringkat 54 dari total 77 negara di dunia.
Menyikapi berbagai masalah dan tantangan di dunia pendidikan, Drs Syaiful Syafri MM, sosok tokoh pendidikan di Sumut menjelaskan bahwa ada beberapa Urgensi yang perlu kita sikapi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, disamping kerjasama dengan lembaga pendidikan Internasional yang ada di Indonesia.
Hal tersebut dijelaskan Kadis Pendidikan Sumut 2010 – 2014 kepada sejumlah awak media melalui zoom meeting tentang upaya yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, Selasa 05/11.
Setidaknya ada beberapa Urgensi yang perlu disikapi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah, terkhusus para Dosen di Tingkat Perguruan Tinggi serta para Guru, Orang Tua dan Siswa di tingkat Sekolah Dasar dan Menengah, yakni Urgensi Kepribadian yang unggul dari Siswa atau Mahasiswa.
Untuk kepribadian yang unggul, peran Orang Tua, Guru atau Dosen menjadi dominan dalam proses belajar dan mengajar, tidak sebatas materi pembelajaran, tetapi memberi motivasi agar siswa atau mahasiswa disiplin, beretika, percaya diri, berani berargumentasi dan memiliki cita cita disamping mencintai falsafah Bangsa dan Negara Indonesia, kata Syaiful.
Urgensi lain adalah perkembangan tehnologi digital, yang harus diketahui sosok pengajar dan siswa atau mahasiswa, disamping urgensi yang berhubungan dengan Kompetensi lulusan yang dibutuhkan dunia kerja, mengandung arti proses belajar mengajar tidak sebatas teori, atau membaca buku yang ada, tanpa penelitian, dan praktek lapangan, sementara siswa atau mahasiswa tidak paham kebutuhan dunia kerja.
Menyadari kualitas pendidikan kita rendah, berarti perlu Urgensi percepatan dalam menghadapi persaingan global, dan ini sudah didukung oleh Presiden RI Prabowo Subianto bahwa Peningkatan Kualitas Pendidikan menjadi salah satu program prioritas kepemimpinan nya, dan proses pendidikan kedepan menggunakan berbagai sarana tehnologi, tegas Syaiful.
Nah bagai mana di Sumut yang kita ketahui dari berbagai media diurutan rengking 27 di Indonesia….. ?, kembali berpulang kepada masing masing kebijakan Pemerintah Daerah, juga tentunya kualitas Staf Pengajar dan Motipasi Guru, Dosen dan Orang Tua agar para Siswa atau Mahasiswa memiliki masa depan, bukan menjadi tenaga kerja yang selalu dipenantian, ungkap Syaiful.
Padahal kita di Sumut memiliki Ilmuan yang handal dan telah teruji Kompetensinya dalam dunia pendidikan, seperti DR Parapat Gultom, DR Indra Nasution, DR Ihwan Azhari, dan sejumlah Ilmuan lainnya yang bisa menjadi narasumber, tanpa banyak teory.
Yang pasti Pemerintah Pusat dari segi Anggaran dan Peraturan nya sudah tersedia, lembaga Pendidikan Internasional seperti Usaid ( AS ) Jika ( Jepang ), AUSAID ( Australia ) dan Negara Uni Eropah sudah memberi dukungan, demikian juga dengan Dunia Usaha melalui beasiswa dan sejenisnya, lagi2 tinggal Kualitas Staf Pengajar dan Komitmen Pemerintah Daerah. (RH)