Banda Aceh – Masyarakat Banda Aceh mempertanyakan kenapa baliho Irwan Djohan yang tersebar di berbagai titik kota tidak mencantumkan nama lengkapnya, Teuku Irwan Djohan. Pada baliho-baliho tersebut hanya tertera nama Irwan Djohan, yang menimbulkan keheranan di kalangan warga.
Ramadhan Saputra, seorang pemuda kota Banda Aceh, merasa heran ketika melihat baliho Irwan Djohan di jembatan Lamyong di depan Fatih Bilingual School. “Baliho Irwan Djohan tidak pakai nama Teuku. Ini salah cetak atau ada sesuatu yang tidak mau dicantumkan?” ujarnya. Ramadhan menganggap hal ini aneh, mengingat banyak titik baliho di jalanan yang juga tidak mencantumkan nama Teuku.
Ketika ditanya lebih lanjut, Ramadhan mengatakan bahwa hal ini perlu diklarifikasi oleh pihak terkait. “Kata Ramadhan ini aneh juga ya. Banyak titik baliho di jalanan. Malah tidak pakai nama Teuku,” tambahnya. Ia berharap bahwa tidak ada maksud tertentu di balik penghilangan nama tersebut, dan masyarakat berhak mendapatkan penjelasan.
Ramadhan juga mengajak masyarakat Banda Aceh untuk lebih bijak dalam memilih pemimpin pada Pilkada kali ini. “Pilkada Banda Aceh kali ini harus benar-benar memilih pemimpin yang berintegritas dan jangan melihat dari pencitraan tapi yang pro rakyat,” katanya. Menurutnya, masyarakat harus fokus pada track record dan komitmen para calon dalam melayani masyarakat, bukan hanya dari penampilan di baliho.
Sebagai seorang pemuda yang peduli terhadap perkembangan kota, Ramadhan berharap bahwa isu ini tidak mengalihkan perhatian dari substansi kampanye yang sebenarnya. Ia menegaskan bahwa yang terpenting adalah visi dan misi yang diusung oleh para calon pemimpin, bukan sekadar penampilan luar. “Kami butuh pemimpin yang memiliki bukti pro-rakyat untuk Banda Aceh,” ujarnya.
Keberadaan baliho yang tidak mencantumkan nama lengkap ini juga memicu diskusi di media sosial. Beberapa warga menduga bahwa ada alasan strategis di balik keputusan tersebut, sementara yang lain berspekulasi bahwa mungkin ada kesalahan dalam proses pencetakan atau pemasangan baliho.
Dalam konteks pemilihan umum, faktor transparansi dan keterbukaan informasi menjadi sangat penting. Masyarakat berhak mengetahui latar belakang lengkap dari calon pemimpin yang akan mereka pilih. Oleh karena itu, kejelasan informasi menjadi kunci dalam membangun kepercayaan publik.
Menjelang Pilkada, diharapkan para calon dapat menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka dengan jelas dan transparan. Masyarakat Banda Aceh memiliki harapan besar untuk mendapatkan pemimpin yang mampu membawa perubahan positif dan pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan semakin dekatnya hari pemilihan, masyarakat diimbau untuk tetap kritis dan mencari informasi yang akurat mengenai para calon. Ramadhan menutup dengan harapan agar pemimpin yang terpilih nantinya adalah sosok yang benar-benar peduli dan bekerja untuk kepentingan rakyat Banda Aceh. (HS)